Semua aplikasi yang di buat oleh pengembang, pada dasarnya untuk memudahkan pengguna dalam melakukan proses pendataan secara online, apalagi era digitalisasi ini mengharuskan berbagai institusi mengembangkan sebuah aplikasi untuk proses pendataan, apalagi dilakukan pada masa pandemi, maka para pengembang juga harus mencari solusi terbaik dalam persoalan penyajian data dari hasil pendataan dengan cepat, akurat dan dipertanggungjawabkan.
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Republik Indonesia telah menyusun beberapa aplikasi pendataan yang bisa di aplikasikan di level desa, dengan tujuan agar data sistem pengambilan kebijakan berbasis pada data. Semakin datanya bagus, maka hasil kualitas akan kebijakan pada pembangunan berbasis pada data.
Selama 3 hari ( 01-03 September 2021), Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Semarang bekerjasama dengan UNICEF dan Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan kegiatanTraining of Trainer (TOT) bagi Tim Penanganan Anak Tidak Sekolah (PATS) Jawa Tengah, dengan memilih 4 Kabupaten di Jawa Tengah yang dinilai secara data susenas mempunyai data Anak Tidak Sekolah (ATS) relatif besar dan menyebar di tingkat Desa/Kelurahan. Kegiatan TOT ini bagian yang tak terpisahkan dalam program ini, karena peserta TOT ini dibekali pengetahuan tentang pendataan PATS dengan Aplikasi sistem informasi pembangunan berbasis masyarakat (SIPBM) baik itu SIPBM reguler maupun SIPBM Android/Berbasis Web.
Mereka dibekali secara awal kenapa penanganan ATS harus menggunakan aplikasi SIPBM, maka peserta diberikan pemahaman tentang Instrumen Keluarga (IK) dengan pengisian secara manual ( cetak intrumen) lalu diisi, dengan tujuan agar pemahaman peserta itu utuh dalam pemahaman terkait pengisian IK SIPBM. Semakin teliti dan banyak pertanyaan dari masing-masing intrumen yang ada maka semakin memperkaya pengetahuan peserta dalam belajar, dan saat mereka menjadi fasilitator lokalatih maka akan semakin terampil dalam memandu pengisian IK SIPBM dan menjaga kualitas data dengan baik.
Kejadian yang salah input juga sering terjadi, sehingga dalam belajar TOT ini peserta harus teliti dan paham betul bagaimana cara menginstall, setting alamat server dan membuat ID pengguna sesuai dengan jenjang level tingkatan operator SIPBM Digital.
Saat peserta sudah menginstall APK SIPBM Digital, kemudian peserta mensetting alamat server, tujuannya agar dalam praktek pendataan, akan diketahui tingkat kesalahan dalam pengisian data, trainer akan menginformasikan hasil pemasukan data dari peserta sipbm, bisa saja terkendala pada saat sinkronisasi, atau tidak ada kendala (lancar) dalam mengirimkan data.
Trainer akan memberikan update atas kualitas data SIPBM, kesalahan yang disampaikan menjadi referensi bagi peserta lain agar tidak mengulangi kesalahan dari peserta yang keliru, kemudian diterangkan kembali, dengan begitu akan mengurangi kekeliruan saat memberikan pembelajaran di Kabupaten/Kota saat menyelenggarakan Pelatihan SIPBM/Lokalatih dengan menghadirkan calon pendata di desa terpilih.
Aplikasi SIPBM ini sudah berbasis android dan web, sehingga sangat memudahkan penampilan hasil secara online setelah data sudah di verifikasi dan divalidasi. Pada pendataan juga disetting kapan mulai pendataan dan kapan berakhirnya pendataan, dengan begitu memberikan informasi kapan berakhirnya pendataan dan kapan pengambil kebijakan bisa melihat hasil laporan dari pendataan.
Sebagus data yang diperoleh, jika tidak diimplementasikan atau di intervensi maka juga tidak memberikan dampak signifikan, namun saat data sudah jadi, kemudian segera di intervensi maka akan mengetahui dampak atas penanganan anak tidak sekolah di daerah tersebut.
Penulis : Bahrul Ulum ( Pegiat SIPBM Digital tinggal di Kabupaten Brebes ).