Mengenal Sosok ” Hj. Sumiyati, Kabid Dakwah PC Fatayat NU Brebes “

Hj. Sumiyati PAC FNU dikenal oleh pengurus cabang Fatayat NU Brebes adalah kader yang mumpuni, dan selalu siap ketika ditugaskan oleh lembaga untuk melakukan perjuangan agama di Jalur NU terutama di daerah dimana dia tinggal, dan umumnya saat melaksanakan program organisasi yang diembannya, disampaikan oleh Nur Wahidah Selaku Ketua PC Fatayat Cabang Brebes. Jumat (14/02/2020).

Walaupun bukan asli orang Brebes karena lahir sebagai warga jember Jawa Timur, namun pengabdiannya untuk Brebes tidak membeda-bedakan dalam berjuang.

Menurutnya, sebagai warga pendatang dan menikah dengan orang Songgom Brebes, ternyata  dia betah tinggal di Brebes mengikuti suami yang asli dari Songgom. ” Bahagia sekali bisa berada ditengah sahabat Fatayat dan Ibu Muslimat, baginya Kabupaten Brebes yang luar biasa tidak merasa asing, bahkan seperti di tengah keluarga sendiri, ada manfaat silaturahmi lewat organisasi, selain itu tambah ilmu, tambah teman, dan tambah rezeqi,” tuturnya.

Saat menurutkan berapa usia sekarang, dia menjawab Usia 47 tahun, tempat tinggal sekarang di Songgom Lor, Kecamatan Songgom, nama suami H.Syaifulloh, S. Ag dan dikaruniai anak: 4 (cowok semua), Motto hidupnya adalah ”  Hidup sekali, hiduplah yang berarti, Khoirun Naas Anfa’uhum Linnaass “.

Terlahir dari keluarga NU An-Nahdliyah ashli (bukan NU KW) dari pasangan Ibu Siti Aminah, Ayah H. Achmad Musa (alm), dia mengatakan bahwa seorang pimpinan hendaknya berpegang pada kaidah Fiqih “Tashorruful Imam ‘alarroi’yyah Manuuthun Bil Maslahah” yang artinya kebijakan pemimpin hendaknya bertumpu pada kemaslahatan ummat atau yang dipimpinnya, sehingga setiap merumuskan dan merencanakan program, yang paling penting adalah maslahat/ manfaat apa tidak bagi anggotanya. Inilah yang mendasari dirinya kenapa harus ikut organisasi, selain bermanfaat untuk orang lain, namun ada rambu-rambu tertentu dalam menjalankan organisasi.

Terkait rekam jejak pendidikan yang ditempuh, ternyata Jalur pendidikan di naungan Kementrian Agama menjadi dasar kuat untuk belajar, wajar saja jika dalam pikiran serta mendidik anaknya pun tidak jauh dari pendidikan orangtuanya. Pernah mengenyam sekolah di MI Midanul Ulum Rowotengah Jember, SMP Islam Rowotengah Jember, MAN 1 Tambak Beras – Jombang (sinambi nyantri di pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang), dilanjutkan S1 di Fakultas Tarbiyah Jurusan Bahasa Arab IAIN Sunan Ampel Malang.

Pengalaman berorganisasi:  pertama, Ketua PAC Fatayat NU Songgom 2 periode 2011-2015 dan 2016-2020. dan kedua Kabid Dakwah PC Fatayat NU Brebes periode 2014-2018 (Ketua Fordaf FNU Brebes), ketiga Ketua 1 PC Fatayat NU Brebes 2019-2023 dan keempat menjadi Ketua Umum Jam’iyyah Fathiyyatur Rohmah Songgom Lor sejak tahun 2005 sampai sekarang.

Bakat seni ternyata ada, terutama di dunia teater, saat kuliah aktif di kegiatan kampus yakni di Teater K2 (Komedi Kontemporer) IAIN sunan Ampel Malang, selain itu aktif juga di organisasi eksternal yakni PMII dan Pramuka sebagai organisasi kepanduan.

Apa Pesan Dia untuk Organisasi

Fatayat NU harus memahami jati diri Fatayat sebagai Perempuan dan Kader, dimana sebagai Perempuan juga mempunyai kewajiban yang sama dengan laki-laki untuk saling mengasihi, melakukan amar ma’ruf nahi mungkar. Sedangkan sebagai kader organisasi, Fatayat NU harus juga memahami aturan dan kode etik organisasi, selalu berkoordinasi dengan sesama pengurus.

Kader Fatayat NU seyogyanya mampu menerapkan skill public speeking, menciptakan tim atau pengurus yang solid di tingkatan masing-masing, sekaligus membangun kepercayaan diri.

Selain itu Dia juga selalu memberikan motivasi dan inspiratif bagi kader fatayat disetiap pengajiannya atau sosialisasi di kampungnya tak bosan-bosannya dalam nggerak-nggerak pengurus dan anggota Fatayat agar selalu istiqomah dalam berinfaq demi terwujudnya pembangunan Gedung Multiguna (GMG) Fatayat NU Brebes.

Satu lagi, pada saatnya kita semua akan menjadi orang tua, sebagai orang tua harusnya bisa melakukan tiga hal: pertama Tutur, kedua Wuwur dan ketiga Sembur, ini maksudnya Tutur, sebagai orang tua harus busa memberi nasehat untuk anak-anaknya. Wuwur, memberikan modal usaha, ini jika orang tua mampu/kaya. Sembur, atau istilah lainnya Nyuwuk, jika anak rewel, susah diatur, dll. Sembur/Nyuwuk ini hanya bisa dilakukan oleh orang tua tertentu, tidak semua orang tua bisa melakukan yang satu ini hehe.. Perlu tirakat, riyadhoh, wirid, ijazah dari Kyai.

Kontributor Liputan : Bahrul Ulum

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.